Berita Vaksin

Berita Vaksin - Vaccine News

Adalah tempat untuk membaca dan mengetahui hal terbaru tentang penelitian dan perkembangan vaksin didunia, berita akan dirangkum dari berbagai sumber ilmiah dan populer yang bisa dipercaya dan mempunyai kredibilitas tinggi.

Halaman ini dikelolah secara ilmiah dan penuh tanggung jawab oleh seorang dokter yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pelatihan tentang vaksin dan vaksinasi, sehingga apa yang dipaparkan di halaman ini bisa dipertanggung jawabkan.

Monday, January 12, 2015

Berita Vaksin - Keamanan Vaksin MMRV

Berita Vaksin - Keamanan Vaksin MMRV

Vaksin MMRV adalah jenis vaksin kombinasi yang terdiri dari vaksin MMR (vaksin Mumps Measles dan Rubella) ditambahkan dengan vaksin Varicella.

Jenis vaksin kombinasi MMRV ini mulai didaftarkan pada tahun 2006 dan mulai beredar sejak saat itu di Amerika dan Eropa. 

Di Indonesia kita tidak mempunyai vaksin kombinasi MMRV ini, tetapi kita mempunyai vaksin MMR yang indikasi pemakaiannya dimuali saat bayi telah mencapai usia > 12 bulan.

Baru baru ini dilakukan penelitian di Amerika Serikat untuk membandingkan segi keamanan vaksin kombinasi MMRV dengan vaksin MMR yang ditambahkan Vaksin Varicella secara terpisah (MMR + V),  kepada sejumlah anak disana.
Penelitian ini dipublikasikan secara online pada 05 January 2015 di Pediatrics dengan kesimpulan yang berbunyi bahwa efek samping serius tidak terdeteksi dengan kedua jenis vaksin yang dipelajari ini.

Nicola P. Klein, MD, PhD, dari the Kaiser Permanente Vaccine Study Center di Oakland, California, dan rekan rekan mempelajari the Vaccine Safety Datalink untuk anak anak berusia 12 to 23 bulan, yang telah mendapatkan vaksin ini sejak tahun 2000 ke 2012. Data base mereka tercakup 123,200 dosis vaksin MMRV dan 584,987 dosis vaksin MMR + V.

Para peneliti ini mempelajari 7 efek samping yang berkaitan dengan vaksinasi : yaitu reaksi anaphylaxis, reaksi immune thrombocytopenia purpura (ITP), gangguan ataxia, arthritis, meningitis/encephalitis, acute disseminated encephalomyelitis, dan penyakit Kawasaki. 
Mereka juga mengevaluasi jumlah kejadian kejang dan demam yang terjadi akibat penggunaan kedua jenis vaksin yang dinilai ini.
 
Sudah lama diketahui bahwa vaksin MMR mempunyai kaitan dengan efek samping berupa kejang, demam, dan kejadian reaksi ITP. Sedangkan vaksin MMRV mulai didaftarkan sejak tahun 2006, penelitian ini mewakili laporan data keamanan yang dimonitor selama ini.
Semua tujuh jenis efek samping (kecuali arthritis) telah dievaluasi dalam suatu periode waktu, yaitu segera setelah mendapatkan vaksinasi dan yang kemungkinan efek samping sangat mungkin terjadi.

MMRV berkaitan dengan peningkatan sedikit dengan kejadian demam dibandingkan dengan vaksin MMR + V pada hari ke 7 hingga 10 pasca vaksinasi.

Yang cukup mengherankan adalah vaksin MMRV dan MMR + V keduanya berkaitan dengan penurunan angka kejadian ataxia setelah pemberian vaksinasi. 

Para peneliti juga tidak mendapatkan adanya perbedaan resiko terjadinya efek samping ITP ataupun efek samping yang lain antara kedua jenis vaksin yang diberikan. 

Sebagai contoh angka perbandingan terjadinya ITP adalah 11.3% ( 95% confidence interval, 1.9 - 68.2) untuk orang yang menerima vaksin MMRV dibandingkan dengan 10 (95% confidence interval, 4.5 - 22.5) untuk mereka yang mempergunakan vaksin MMR + V


Para peneliti menjelaskan bahwa vaksin MMRV berkaitan dengan peningkatan resiko untuk ketujuh efek samping, namun tinggi atau rendahnya resiko ini tidak bisa diditeksi dan diperkirakan dalam suatu penelitain yang berskala besar. 

Mereka juga memperhatikan tidak terjadinya peningkatan resiko untuk kejadian reaksi anaphylaxis dengan vaksin jenis lain. 

Hasil penemuan penelitian berbeda secara menyolok dengan laporan penelitian tahun 2011 yang dilakukan oleh Institute of Medicine, yang mempunyai kesimpulan hubungan positif sebab akibat antara vaksin MMR dengan kejadian reaksi anaphylaxis.


 Sumber berita: Pediatrics. Published online January 5, 2015





No comments:

Post a Comment