Berita Vaksin

Berita Vaksin - Vaccine News

Adalah tempat untuk membaca dan mengetahui hal terbaru tentang penelitian dan perkembangan vaksin didunia, berita akan dirangkum dari berbagai sumber ilmiah dan populer yang bisa dipercaya dan mempunyai kredibilitas tinggi.

Halaman ini dikelolah secara ilmiah dan penuh tanggung jawab oleh seorang dokter yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pelatihan tentang vaksin dan vaksinasi, sehingga apa yang dipaparkan di halaman ini bisa dipertanggung jawabkan.

Thursday, August 29, 2013

Berita Vaksin - Induksi Persalinan Meningkatkan Resiko Autisme Bayi

Berita Vaksin - Induksi Persalinan Meningkatkan Resiko Autisme Bayi

Induksi Persalinan, suatu tindakan dibidang kedokteran Kandungan dan Kebidanan, yaitu perbuatan menginisasi untuk mempercepat proses persalinan bayi dari pada proses persalinan alamiah. 
Induksi persalinan bayi. Source Google free image


Tujuan induksi persalinan juga bermacam-mcam, ada yang disebut
  • Indikasi medis, yaitu misalnya ada kedaruratan bayi atau ibu, sehingga kita mempercepat berakhirnya masa kehamilan dengan menginduksi persalinan dari waktu yang seharusnya terjadi. Indikasi medik yang dimaksud misalnya terjadi gawat janin didalam kandungan karena lilitan tali pusat, terjadinya simpul mati ditali pusat janin, ada kelainan letak ketuban atau plasenta didinding rahim, atau penyakit pada ibu hamil seperti hipertensi eklampsia, penyakit jantung, dan lain lain 

  • Indikasi sosial, yaitu induksi persalinan yang diminta oleh keluarga, misalnya untuk menentukan tanggal kelahiran bayi pada tanggal tertentu, keperluan keluarga misalnya berlibur, status kewargaan negara bayi yang dilahirkan, dan lain lain 

Sehingga dengan cara induksi persalinan kita bisa menentukan kapan dan dimana bayi kita ingin dilahirkan. 

Induksi persalinan bisa dilakukan dengan cara memberikan hormon persalinan yang dapat memulai kontraksi otot kandungan dan hormon ini juga dapat meningkatkan kualitas kontraksi otot rahim dengan meningkatkan frekuensi dan kekuatan kontraksi, sehingga setiap kontraksi mempunyai efek dan nilai efisiensi untuk mempercepat dan mengakhiri proses persalinan bayi.

Hormon persalinan yang dimaksud adalah hormon Oksitosin.
Hormon oksitosin ini akan meningkat secara alamiah bila proses persalinan normal telah mencapai masanya. Tetapi bila diberikan hormon oksitosin dari luar, maka akan menimbulkan kontraksi otot rahim dan memulai proses persalinan yang dipercepat sebelum waktunya. 


Lalu apa hubungannya dengan terjadinya Autisme bayi dengan proses induksi persalinan ? 

Adalah menurut penelitian terbaru, bahwa induksi persalinan atau mempercepat proses persalinan ada kemungkinan berkaitan dengan meningkatnya resiko kejadian  autism spectrum disorder (ASD) pada bayi. Namun para peneliti juga mengatakan bahwa lebih banyak penelitian ilmiah masih diperlukan untuk bisa menarik kesimpulan hubungan sebab akibatnya.  

Suatu penelitian retrospektif yang melibatkan 625.000 bayi lahir hidup dengan proses induksi persalinan atau persalinan yang dipercepat, mempunyai kemungkinan hingga 23% untuk menderita ASD dibandingkan dengan bayi yang lahir tanpa proses induksi persalinan atau persalinan yang dipercepat dengan pemberian hormon oksitosin
Hubungan induksi partus dan terjadinya kelainan autisme ini lebih jelas dan nyata pada bayi lelaki  daripada bayi perempuan.

"Harapan kami  temuan ini bisa memberikan sumbangsih dalam diskusi tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap terjadinya autisme atau terjadinya ASD" kutip  peneliti utama Simon G. Gregory, PhD, associate professor di the Duke Institute of Molecular Physiology, Duke University Medical Center di Durham, North Carolina, kepada Medscape Medical News.

"Ini adalah kelainan yang sangat rumit yang mungkin merupakan gabungan antara kelainan genetik dengan pengaruh lingkungan. Dan mungkin saja yang kita lihat adalah faktor lingkungan yang meningkatkan resiko terjadinya autisme, terhadap ataupun tidak pada faktor pre-disposisi genetik" kata Dr. Gregory "Sehingga sangat penting untuk memilah penyebab sebenarnya dari kelainan ini"

Menurut catatan maka penelitian ini adalah penelitian berskala besar yang pernah dilakukan selama ini untuk meneliti hubungan sebab akibat antara induksi persalinan dengan terjadinya autisme bayi.  
Dan para peneliti juga menyadari bahhwa penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memilah semua kemungkinan sebab akibat autisme bayi, termasuk kondisi ibu selama kehamilan berlangsung, juga tindakan induksi dan tindakan percepat proses persalinan, dan pola pemakaian obat juga dosis pemberian obat-obatan yang dipergunakan. 
Hasil penlitian ini telah dipublikasikan secara online di JAMA Pediatrics, bulan Agustus 2013   


Faktor Resiko Lingkungan 

Menurut para peneliti, kurang lebih 1 dari 88 anak yang dilahirkan di Amerka mempunyai kelainan ASD.
Penelitian sebelumnya telah memeriksa baik faktor lingkungan juga faktor genetik yang mungkin berpengaruh terhadap terjadinya ASD - sehingga membuat para peneliti saat ini menilai kemungkinan hubungan antara induksi persalinan / tindakan percepatan proses persalinan pada waktu proses kelahiran bayi.

Mereka telah mengevaluasi data dari 625,042 bayi lahir hidup dari tahun 1990 hingga 1998 dan dikaitkan dnegan hasil rapor atau laporan prestasi sekolah  dari tahun 1997 - 1998 dan tahun 2007 - 2008 dari data base the North Carolina Detailed Birth Record dan Education Research.

Dari semua anak ini, 5500 mempunyai catatan tentang autisme (1.3% anak lelaki dan 0.4% anak perempuan).

"Kami menganalisa faktor resiko tradisionil terhadap proses persalinan yang telah diketahui dan yang mempunyai efek implikasi terhadap terjadinya autisme pada kelompok bayi  ini" kata Dr. Gregory. 
"Kemudian kita mencoba mengendalikan faktor faktor ini dan mencoba lihat apakah induksi persalinan atau tindakan mempercepat proses persalinan masih mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian autisme bayi" tambahnya. 

Setelah mengendalikan faktor berpengaruh pada bayi lelaki saja, maka hasilnya memperlihatkan bahwa, bagi bayi yang dilahirkan dengan induksi dan  tindakan mempercepat proses persalinan, akan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk di diagnosa sebagai  penderita autisme dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dengan proses persalinan yang normal, tidak dengan induksi atau mempercepat proses persalinan. (odds ratio [OR], 1.23; 95% confidence interval [CI], 1.02 - 1.47).
 


Apakah Penyebab Sesungguhnya ? 

"Salah satu penjelasan yang mungkin tentang hubungan induksi persalinan - ASD adalah karena pemaparan janin dengan hormon oksitosin yang diberikan dari luar tubuh, sewaktu dilakukan induksi persalinan atau mempercepat proses kelahiran bayi" penjelasan dari para peneliti, dimana 50% - 70% wanita yang menjalankan proses induksi persalinan akan mendapat pengobatan hormon oksitosin ini untuk merangsang terjadinya kontraksi otot rahim untuk memulai proses persalinan bayi.
Dan dari penelitian sebelumnya yang ternyata hormon oksitosin menjadi penyebab dari terjadinya ASD.   

Analisa lebih lanjut memperlihatkan odds ratio 1.25 untuk menjadi autisme pada saat terjadi kegawat daruratan bayi sewaktu proses persalinan dan melahirkan.
Odds ratio 1.22 menjadi autisme bila bayi mengeluarkan mekonium (kotoran pertama seorang bayi yang dikeluarkan sewaktu masih ada didalam kandungan, sebetulnya tidakboleh terjadi demikian, bila ini terjadi pertanda sedang terjadi gangguan atau keadaan gawat darurat pada bayi tersebut)
Odds ratio 1.25 menjadi autisme bila bayi dillahirkan pada masa hamil < 34 minggu (bayi premature), bila semua ini dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tanpa terjadi kondisi seperti yang disebutkan diatas.    

Terlebih lagi bila ibu dengan penyakit diabetes akan mempunyai kemunginan hingga 23% melahirkan bayi dengan autisme dibandingkan dengan ibu yang sehat.  

Ketika memilah hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin bayi, para peneliti juga menemukan bahwa ibu yang mendapatkan induksi persalinan dan juga sekalian usaha untuk mempercepat proses persalinan, akan mempunyai kemungkinan hingga 35% melahirkan bayi dengan autisme. Dan ibu yang hanya mendapat proses percepatan persalinan hanya mempunyai kemungkinan 18% melahirkan bayi dengan autisme dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan perlakuan demikian.   

Sebaliknya, tidak ada peningkatan resiko pada bayi perempuan yang dilahirkan dengan induksi dan dengan proses percepatan kelahiran. Semua ini hanya terjadi pada kelompok bayi lelaki saja.kata Dr. Gregory.

Namun dia menambahkan bahwa pada kelompok ibu yang mendapatkan hanya perlakuan mempercepat proses persalinan saja, maka 18% bayi perempuan dan 15% bayi lelaki yang dilahirkan akan mempunyai resiko menjadi autisme.   

Menurut para peneliti bahwa hasil  temuan mereka itu masih terlalu awal untuk mengatakan bahwa tindakan induksi persalinan atau proses mempercepat persalinan akan meningkatkan resiko bayi  yang dilahirkan menderita kelainan autisme.


Kesimpulan

Terjadi tidaknya autisme pada bayi yang dilahirkan juga sangat tergantung pada keadaan kesehatan umum ibu hamil dan juga kesehatan janin selama didalam kandungan.

Para peneliti tidak mengharapkan bahwa hasil temuan ini akan membuat para ibu menjadi was-was dan menolak tindakan induksi persalinan atau tindakan mempercepat proses persalinan yang dinilai perlu oleh para dokter ahli kebidanan demi keselamatan ibu hamil dan bayinya.

Source: Google free image



Detail hasil penelitian ini telah dipublikasikan secara online di majalah:
   JAMA Pediatr. Published online August 12, 2013


Happy Healthy Living !


 
       


Monday, August 5, 2013

Berita Vaksin - Mencegah Kanker Mulut Dengan Vaksin Kanker Rahim

Baru saja dengan heboh vaksin kanker leher rahim (kanker serviks) atau yang lebih populer dikenal sebagai vaksin human papilloma virus / vaksin HPV, yang rekomendasi pemakaiannya untuk gadis remaja telah ditunda oleh Departement Kesehatan Jepang belum lama berselang.

Infeksi Virus HPV.  Source: Google Free Image 
Alasan penundaannya adalah karena ditemukannya beberapa kasus kejadian efek simpang KIPI yang diduga berkaitan dengan pemakaian vaksin HPV ini. Sebaliknya di Amerika Serikat, maka pemakaian vaksin HPV ini sedang direkomendasi oleh pejabat kesehatan, karena efektifitas vaksin tersebut dalam menekan angka infeksi dengan virus HPV dan berhasil mengurangi kejadian kutil (genital wart) didaerah anogenital secara statistik sangat bermakna.

Terlepas dari kontroversial kedua keputusan yang diambil oleh pejabat kesehatan negara masing masing, maka juga ditemukan satu fakta yang pasti bahwa, virus HPV ini bukan hanya bisa menyebabkan terjadinya kutil daerah anogenital (genital wart), tetapi juga bisa menyebabkan keganasan atau kanker daerah serviks atau leher rahim, kanker daerah vagina, kanker penis bahkan kanker mulut dan kanker tenggorokan. (http://selukbelukvaksin.com/vaksin-human-papilloma-virus/)

Dari penelitian klinik awal hingga yang terakhir, semua membuktikan bahwa vaksin HPV ini efektif untuk mencegah infeksi oleh virus HPV sehingga bisa mencegah terjadinya keganasan pada organ tubuh yang kita sebutkan diatas.

Dalam literature ilmiah, telah dibuktikan jenis serotype virus HPV yang bisa menyebabkan kanker adalah jenis serotype 16 dan 18, yang sudah dicakup dalam antigen vaksin HPV yang dipasarkan saat ini (bivalent atau quadrivalent HPV Vaccines), untuk mencegah kanker rahim juga diduga bisa mencegah kanker rongga mulut. (http://selukbelukvaksin.com/4-hal-penting-mengenai-vaksin-human-papilloma-virus/)

Dalam suatu penelitian vaksin HPV di Kosta Rika, pada 17 July dan dipublikasikan secara on line di PLOS ONE , maka vaksin ini berhasil mengurangi hingga 90% infeksi HPV pada rongga mulut wanita.

"Cara analisanya cukup unik karena ini adalah yang pertama yang memperlihatkan efikasi vaksin ini untuk mencegah infeksi virus HPV serotype 16 dan 18 didalam rongga mulut" kata peneliti utama Rolando Herrero, MD, PhD, kepala dari the prevention and implementation group, International Agency for Research on Cancer (IARC), World Health Organization, Lyon, France, demikian yang dikutip oleh Medscape Medical News.

"Virus HPV ini berhubungan dengan faktor pertumbuhan yang penting dari kanker jenis orofarings (mulut dan tenggorokan) dan kelenjar liur tonsil. Dalam hal klinik, potensi perlindungan terhadap infeksi virus ini menjadi alasan utama kita diberikan vaksinasi ini, terutama sebelum terpapar dengan virus HPV ini" Dr. Herrero menjelaskan.   

Dalam penelitian klinik ini, yang merupakan usaha kerjasama antara IARC, para penliti dari Kosta Rika, dan the US National Cancer Institute, dirancang untuk mengevaluasi efikasi vaksin terhadap kanker serviks. Dan kemudian, penelitian ini juga menilai efikasi vaksin ini terhadap keganasan yang terjadi dilokasi anatomi tubuh yang lain, termasuk didalam rongga mulut.


"Bukti Awal Yang Menjanjikan"

Pada tahun 2004 dan 2005, sejumlah 7466 wanita sehat yang berusia antara 18 hingga 25 tahun telah di-ikutserta-kan dalam dalam uji klinik ini. Wanita ini dikelompokkan secara acak untuk mendapatkan vaksin HPV atau vaksin hepatitis A (sebagai kelompok kontrol). Setelah selang waktu 4 tahun pasca vaksinasi, spesimen jaringan mulut dari 5840 wanita dipergunakan untuk mengevaluasi efikkasi vaksin untuk mencegah infeksi virus HPV pada rongga mulut.   
Vaksin HPV ternyata efektif melawan infeksi virus HPV pada sejumlah 93.3% dari wanita.
Hanya ada 1 kasus infeksi virus HPV pada kelompok penerima vaksinasi HPV dan 15 kasus pada kelompok kontrol.

Menurut para ilmuwan, penelitan ini memberikan indikasi bahwa vaksin ini "memperlihatkan daya proteksi yang kuat terhadap infeksi virus HPV dirongga mulut, sehingga mempunyai potensi kuat untuk mencegah kecenderungan meningkatnnya kanker rongga mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi virus HPV ini"

Memang masih diperlukan banyak penelitian lanjutan untuk bisa membuktikan korelasi infeksi virus HPV dan keganasan rongga mulut dan tenggorok dengan efektifitas vaksin HPV untuk mencagah hal demikian.

Penelitian ini memberikan hasil yang menjanjikan, bahwa vaksin HPV bisa mencegah kanker mulut dan tenggorokan oleh infeksi virus HPV, demikian ungkap Dr. Gillison kepada Medscape Medical News. "Infeksi rongga mulut ooleh virus HPV serotype 16 dan 18 menjadi jarang sejak 4 tahun setelah wanita yang mendapatkan vaksinasi HPV, bila dibandingkan dengan wanta yang tidak diberikan vaksinasi HPV.

Pertanyaan Selanjutnya
Dr. Gillison mengharapkan bahwa penelitian sederhana ini akan memicu pihak pembuat vaksin HPV dan badan kesehatan pemerintah untuk merancang sutau uji klinik yang lebih ilmiah dan lengkap untuk mengungkapkan fakta yang berhubungan antara vaksin HPV dan pencegahan kanker mulut dan tenggorokan.

Dr. Herrero juga sependapat untuk menambah jumlah penelitian klinik untuk mendukung hasil penelitian yang tellah ada. "Kita memerlukan penelitian untuk mengetahui lama proteksi vaksin HPV ini" katanya kepada Medscape Medical News, dan apakah pria juga terlindung oleh vaksin HPV terhadap hal yang sama. "Jika hasil yang sama juga ditemukan pada pria, maka vaksinasi untuk anak lelaki menjadi hal yang penting dalam program kesehatan masyarakat, karena kanker mulut dan tenggorokan, dan keganasan di area lain yang berhubungan dengan infeksi virus HPV adalah relatif lebih sering pada kaum pria" demikian ungkapan Dr. Herrero.

Data klinik dari penelitian vaksin HPV di Kosta Rika juga memperlihatkan bahwa vaksin HPV ini juga dapat mencegah infeksi daerah anus oleh virus HPV pada wanita, demikian yang dilaporkan oleh Medscape Medical News

Vaksinasi HPV.  Source: Google Free Image


Vaccine Saves Lives !

 PLOS ONE. Published online July 17, 2013

Source : http://leokurniawan.blogspot.com