Berita Vaksin

Berita Vaksin - Vaccine News

Adalah tempat untuk membaca dan mengetahui hal terbaru tentang penelitian dan perkembangan vaksin didunia, berita akan dirangkum dari berbagai sumber ilmiah dan populer yang bisa dipercaya dan mempunyai kredibilitas tinggi.

Halaman ini dikelolah secara ilmiah dan penuh tanggung jawab oleh seorang dokter yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pelatihan tentang vaksin dan vaksinasi, sehingga apa yang dipaparkan di halaman ini bisa dipertanggung jawabkan.

Thursday, July 18, 2013

Berita Vaksin - GBS Tidak Ada Kaitan Dengan Vaksin

Guillain-Barré syndrome.... Source: Google free image
Sudah cukup lama terdapat anggapan bahwa kejadian Guillain-Barré syndrome (GBS) adalah sebagai akibat pemberian vaksinasi, katanya terutama berhubungan dengan pemberian vaksin influenza pada tahun 2010 - 2011,  sewaktu terjadi pandemik influenza babi (H1N1).
Pada saat itu terjadi peningkatan kasus  Guillain-Barré syndrome (GBS) setelah vaksinasi H1N1 swine flu dan menurut penelitian, dianggap ada kaitan langsung sebab akibat dengan pemberian vaksin ini.
Juga selama ini, ada anggapan bahwa semua jenis vaksin ada kemungkinan menimbulkan Guillain-Barré syndrome (GBS)

Tetapi juga banyak penelitian yang dilakukan untuk membuktikan hal sebaliknya, yaitu bahwa GBS atau Guillain-Barré syndrome, tidak berhubungan sebab akibat dengan pemberian vaksinasi, apapun jenis vaksinnya, termasuk vaksin influenza jenis pandemik ini.

Dalam sebuah penelitian retrospektif yang berlangsung selama 13 tahun, yang mencakup 30 juta orang -tahun (person-year), para peneliti tidak berhasil menemukan bukti tantang peningkatan resiko terjadinya  Guillain-Barré syndrome (GBS) setelah vaksinasi ; vaksniasi jenis apapun, termasuk vakksinasi influenza.

"Jika seandainya memang ada resiko terjadi Guillain-Barré syndrome setelah vaksinasi jenis apapun, maka itupun adalah sangat rendah" kata Dr. Roger Baxter, penulis dan wakil direktur the Kaiser Permanente Vaccine Study Center, Oakland, California, yang menyampaikan ini dalam wawancara Kaiser news.

Apa sebenarnya  GBS ini ?

Guillain-Barré syndrome. Source: Google free image

"GBS adalah reaksi inflamsi/radang akut pada sel saraf motorik, yang bila dalam kasus yang berat bisa berkembang menjadi kelumpuhan total dan bahkan kematian, demikian yang ditulis oleh Dr. Baxter dan koleganya dalam sebuah artikel yang dipublikasikan secara online di inetrnet pada 11 April dan 15 July di Clinical Infectious Diseases.

"Perkiraan jumlah kejadian GBS adalah antara 1 - 2 kasus per 100,000 orang-tahun (person-year) diseluruh dunia yang kasusnya meningkat dengan bertambahnya usia" kata penulisnya. Penyebab dari penyakit ini tidak diketahui tetapi diduga  akibat proses auto-imun yang ditimbulkan oleh reaksi antigen, dan sebagai hasilnya adalah terjadi proses kerusakan selubung myelin yang menyelubungi saraf dan timbul kerusakan saraf tepi dengan akibat terjadi gangguan hantaran impuls rangsangan saraf dan menyebabkan kelumpuhan yang mulai dari bagian bawah anggota gerak tubuh, kelumpuhan ini akan menjalar keatas, tambah penulis bersangkutan.    

Sekitar 2/3 kasus dimulai dengan infeksi saluran pencernaan atau saluran pernafasan oleh kuman  Campylobacter enteritis, sebagai pencetus utama terjadinya GBS. Juga influenza dan infeksi dengan cytomegalovirus, Epstein-Barr virus, HIV, dan Mycoplasma pneumonia berpengaruh terhadap terjadinya GBS ini.

Pernah dilaporkan hubungan kejadian GBS dengan beberapa jenis vaksin tertentu. Hubungan sebab akibat yang jelas terjadi pada tahun 1976 dengan vaksin influenza jenis A/New Jersey swine influenza vaccine (influenza babi), ketika terjadi peningkatan GBS yang cukup bermakna yang terjadi 6 minggu setelah vaksinasi.Dan semenjak saat itu, penelitian memperlihatkan tidak adanya resiko atau resiko yang sangat kecil untuk terjadinya GBS, yaitu sekitar 1 kasus per satu juta dosis vaksin.
Baru baru ini, penelitian tentang GBS setelah pemberian vaksin influenza monovalent H1N1 tahun 2009 di Amerika, hanya ditemukan adanya peningkatan minimal resiko terjadinya GBS, yaitu 1 hingga 5 kasus untuk satu juta dosis vaksin influenza.  

Tujuan penelitian diatas adalah untuk mengevaluasi lebih lanjut kemungkinan hubungan sebab - akibat antara  kejadian GBS dengan vaksinasi, dengan menggunakan data retrospektif dari the Kaiser Permanente of Northern California healthcare plan yang telah terkumpul sekian tahun lamanya.

Dr. Baxter dan koleganya telah mengidentifikasi 415 kasus GBS selama periode 13 tahun dari 1994 hingga 2006. Hampir semua kasus adalah pria (58.6%) dan usia rerata adalah 48.5 tahun (antara 5 - 87 tahun). Para peneliti juga menemukan bahwa 277 penderita (66.7%) mempunyai riwayat penyakit saluran pernafasan dan atau penyakit saluran pencernaan dalam 90 hari terakhir sebelum terjadinya penyakit GBS ini. 

Berbicara tentang cuaca, maka kejadian lebih sering terjadi pada bulan musim dingin (November - April) berbanding 1.5 kali daripada musim lain (P= .003), puncaknnya pada bulan Maret. 

Diantara 415 orang penderita GBS, hanya 25 orang yang menerima vaksinasi (semua jenis vaksin) 6 minggu sebelum terjadi GBS. Vaksin yang diterima oleh mereka terdiri dari jenis vaksin influenza (n= 18 orang), vaksin pneumonia 23 (n= 2 orang), DTP vaksin kombinasi (n= 3 orang), hepatitis A vaksin (n= 2 orang) dan hepatitis B (n= 1 orang)
Sisa 390 orang tidak mendapat vaksin jenis apapun 6 minggu sebelum kejadian GBS.

Peneliti juga menemukan bahwa tidak ada kasus GBS yang terjadi sebagai akibat vaksin yang pernah diberikan semasa kecil, terlepas dari jumlah vaksin banyak yang telah pernah diberikan selama ini. 
Seperti vaksin polio oral OPV sebanyak 1.2 juta dosis, vaksin MMR sebanyak 1.6 juta dosis, vaksin PCV (pneumonia conjugate vaccine) sebanyak 1.3 juta dosis, vaksin hidup influenza (live attenuated influenza vaccine) sebanyak 69,000 dosis, DTP- Hib (Hamofilus influenza type b) vaksin kombinasi sebanyak 525,000 dosis dan Hib (Hemofilus influenza type b) vaksin sebanyak 1.2 juta dosis.
Untuk vaksin rabies 13,000 dosis terdapat 1 kasus GBS yang terjadi 7.5 minggu pasca vaksinasi.

Meskipun telah ditelaah sekian tahun dan sejumlah besar kasus GBS ini, namun karena rancangan penelitian ini yang cukup terbatas, maka para peneliti masih tidak mungkin secara pasti meniadakan kemungkinan hubungan GBS dengan efek vaksinasi.
Hanya saja, dari banyak data penelitian yang lain, juga menunjukkan trend yang sama dengan penelitian diatas, yaitu tidak ditemukan hubungan signifikan antara vaksinasi dengan kejadian GBS. 

"Terjadinya sejumlah kecil GBS yang terkait dengan vaksinasi dan bila dikaitkan dengan hasil penelitian diatas, akan memberi kita keyakinan bahwa resiko terjadinya GBS setelah vaksinasi, termasuk dengan vaksin influenza, adalah sangat rendah" demikian kesimpulan Dr. Baxter dan koleganya.

Kesimpulan dari hasil penelitian diatas adalah bahwa kejadian GBS tidak mempunyai kaitan sebab akibat langsung dengan pemberian vaksinasi, termasuk vaksinasi untuk semua jenis vaksin yang kita kenal dan kita pergunakan saat ini. 


Komentar berkaitan dengan hasil penelitian "Lack of Association of Guillain-Barré Syndrome With Vaccinations" diatas:  
"Penelitian diatas yang memperlihatkan kurang atau tidak adanya hubungan antara vaksinasi dengan kejadian GBS adalah sangat penting karena dapat menghillangkan keraguan dan dapat membantu promosi program vaksinasi" kata Dr. Marian Michaels, dari Division of Pediatric Infectious Diseases at Children's Hospital of Pittsburgh, University of Pittsburgh Medical Center, sewaktu diwawancara oleh Medscape Medical News, tentang hasil penelitian diatas.

"Imunisasi adalah metode yang paling utama yang kita miliki untuk mencegah infeksi dan meningkatkan kesehatan" lanjutnya "Namun, seringkali, bila seseorang mendengar bahwa ada orang lain yang sakit, yang sakitnya mungkin berkaitan dengan pemberian vaksinasi. Memang kita ini adalah manusia, mempunyai kecenderungan selalu ingin mengkaitkan segala sesuatu dengan suatu kejadian. Seringkali vaksniasi dikaitkan, yang sebenarnya bukan demikian masalahnya. Kejadian demikian selalu menarik perhatian, maka adalah amat penting untuk meninjau dari jumlah yang besar, bukan dari satu atau dua kasus saja lalu menentukan bahwa vaksin terkait dengan kejadian yang tidak kita inginkan ini"    

..... one swallow dose not make a summer ....

Vaccine Saves Lives !





 

 

No comments:

Post a Comment